- On Friday May 11th, 2012
- In Blog Destinations Travel Story
- Tags
2 Comments
Trip Cagar Alam Anak Gunung Krakatau
Ada momen cukup lama aku tinggal di Jakarta, perusahaan mengirimku dan beberapa orang kawan-kawan sekantor untuk mengisi kekosongan kantor pusat di Jakarta yang baru saja didirikan, ini juga berarti kesempatan untuk berlibur ke tujuan-tujuan wisata di sekitar Jakarta.
Selang beberapa waktu di Jakarta, ada kawan memberi informasi trip ke anak gunung Krakatau, tapi sayang sekali dia bilang perserta trip backpackernya sudah melampui kuota, saat dia pulang dia cerita viewnya benar-benar alami has kepulauan Indonesia, indah dan spot snorkling nya juga lumayan ceritanya. Tentu saja aku kemudian tertarik untuk melakukan trip ke Krakatau, tinggal mencari waktu yang pas dan menyesuaikan dengan timeplan pekerjaan di kantor.
Aku dapat paket backpacker trip ke anak gunung Krakatau untuk tanggal 27 april sd 29 April 2012. Perjalanan di mulai dengan janji bertemu di pelabuhan merak sekitar jam 22.00 (27/04), begitu semua peserta yang rata-rata dari Jakarta dan sekitarnya ngumpul, kita menyebrang ke bakahuni sekitar jam satu pagi, perjalanan dari merak-bakahuni sekitar 2 sampai dengan 2.5 jam, karena sudah sangat malam dan beberapa kawan memang capek setelah menempuh perjalan 2 jama-an dari jakarta, kami tidak sedang berminat untuk menikmati perjalanan malam tersebut, kalau penyebrangannya siang hari, barangkali akan lebih menarik sambil menikmati view laut selat sunda.
Kami tiba di bakahuni sekitar jam 03.30 pagi lebih, dari bakahuni, untuk sampai ke daerah cagar alam anak gunung krakatau, kami masih harus menuju dermaga Canti, dermaga ini adalah dermaga terdekat untuk menyebrang ke daerah cagar alam krakatau. Di Bakahuni ada banyak angkot yang bisa disewa menuju dermaga Canti, sekalipun jam 3 pagi, perjalanan darat dari bakahuni ke dermaga Canti barangkali sekitar 1 jam-an.
Hari masih gelap saat kami tiba di demaga Canti, tapi kami semua sudah harus bangun untuk cuci muka dan mandi bagi yang mau dan selanjutnya sholat subuh, dari dermaga Canti ini kami akan menyebrang menuju pulau sebesi (pulau sebesi adalah pulau berpenghuni yang memang ditunjuk pemerintah untuk dijadikan homestay bagi wisatawan ke krakatau), sembari menunggu penyebrangan ke pulau sebesi kami menikmati sunrise sambil sarapan pagi.
di Pulang Sebuku Kecil – Sama 2 cewek dari Jerman |
Sekitar setengah enam pagi kami menyebrang, menikmati udara pagi yang segar di atas perahu kayu yang sedang melaju, menikmati hangatnya sinar mentari pagi yang cerah dan pemandangan laut yang indah dengan pulau-pulau kecil yang terlihat hijau menggunung dari kejauhan, begitu indah nusantara ini, seperti juga begitu besar Tuhan telah melimpahkan karunia-Nya bagi negeri kepulauan ini. tujuan pertama dari paket backpacker ini adalah eksplore pulau sebuku kecil yang tidak berpenghuni, di sekaliling pantai pulau sebuku ini, terdapat banyak sisa terumbu karang hancur dan sudah mengiring karena sengatan matahari tepi pantai, menurut guide lokal yang mengawaki perahu yang kami tumpangi, terumbu karang yang tersebar di sekeliling pantai sebuku ini adalah sisa-sisa pengemboman laut untuk menangkap ikan. Sebelum wilayah cagar alam krakatau diresmikan, terdapat banyak sekali aktivitas penangkapan ikan ilegal di wilayah ini, salah satunya adalah penangkapan ikan dengan cara dibom, tentu saja hal ini menghancurkan terumbu karangnya dan merusak biotanya. Ini membuatku termenung dan membenarkan sebuah pernyataan di kitab suci Al-Qur’an yang kira-kira artinya “sungguh telah nampak kerusakan di darat dan lautan karena ulah manusia”, begitulah manusia dengan kerakusannya akan menghancurkan dirinya, bumi dan seisinya. Setelah puas eksplore, main-main dan berenang di tepi pantai pulau sebuku kecil, kami sedikit ketengah untuk snorkling menikmati pemandangan bawah air, jadi nampak lebih jelas, wilayah ini telah hancur, terumbu karang di dalamnya rusak, dan mungkin butuh berpuluh-puluh tahun lagi untuk tumbuh seperti semula, kami hanya menikmati berenang di lautan yang membiru di sekitar pulau ini. Jam 10.00 pagi kami melanjutkan perjalanan lagi menuju pulau sebesi, tempat homestay kami selama trip ke anak gunung krakatau, yang ada hanya semua peserta capek dan saya tertidur tanpa sempat mandi.
Landscape Pulau Umang – Di sini ada terumbu karang baru yang sedang tumbuh. |
Tujuan berikutnya adalah snorkling, eksplore dan menikmati sunset di pulau umang, kami berangkat dari sebesi sekitar jam 13.30, pemandangan bawah laut di sekitar pulau umang ternyata juga tidak jauh berbeda dengan yang ada di pulau sebuku, yang ada hanya sisa-sisa terumbu karang yang sudah hancur, tapi berenang di laut yang jernih membiru dan menikmati suasana kepulauan di sore hari memang selalu menyenangkan dan tak terlupakan, begitu puas berenang kami menjejahi pulau umang dan menunggu sunset, saat senja mulai memerah, suasananya jadi benar-benar berbeda, indah, perpaduan antara indahnya suasana alami kepulauan dan rona merah senja sore memikat mata yang memandang, kalian yang suka berpetualang di alam bebas pasti tidak akan asing dengan moment seperti ini, benar-benar menakjubkan.
Kami sampai di homestay pulau sebesi sekitar jam 20.00 malam dan kemudian mandi, acara selanjutnya adalah bakar ikan di tepi pantai, makan malam, menikmati suasana malam, yang terdengar hanya suara hewan kecil berisik (tapi tidak bising seperti di Jakarta) bercampur dengan suara deburan ombak tepi pantai, semuanya terasa benar-benar menyegarkan. Satu waktu dalah hidup kalian harus menyempatkan diri untuk moment seperti ini, sangat-sangat membantu untuk merenungi kilas balik perjalanan hidup kita di tengah kota yang penuh sesak dengan kesibukan.
Suasana Pagi dan pemandangan pulau-pulau dari puncak anak krakatau. |
Krakatau Besar Tahun 1883 meletus dan menghabiskan 2/3 badannya |
Kami harus bangun jam 3 pagi untuk dapat berangkat sepagi mungkin dan dapat menikmati sunrise di puncak anak gunung krakatau, perjalanan dari pulau sebesi menuju anak gunung krakatau ditempuh selama satu setengah jam dengan perahu kayu bermesin, dan saat kami tiba di pulaunya, kami masih harus medaki sekitar 30 menitan untuk sampai ke puncaknya, anak gunung krakatau sebenarnya adalah puncak dari gunung krakatau yang badan gunungnya ada di dasar lautan, jadi sebenarnya saat kami tiba di tepi pantai, ini sama saja kami sudah tiba di dekat puncaknya, beruntung sekali saat kami tiba, status anak gunung krakatau sedang normal, yang artinya tidak ada aktivitas berbahaya gunung. Dari sini seluruh gugusan pulau yang tersebar di sekitarnya terlihat dengan jelas, ada banyak pulau di sekitar anak gunung krakatau yang berasal dari pecahan gunung tersebut karena letusan puluhan tahun bahkan jutaan tahun silam.
Keluarga baru : dokumentasi di puncak anak krakatau |
Menikmati sunrise di puncak gunung adalah pengalaman yang menakjubkan, begitu juga kami di puncak gunung krakatau, sunrise yang berpadu dengan indahnya pemandangan laut kepulauan benar-benar sangat memanjakan mata, perjalanan panjang yang melelahkan rasanya terbayar dengan indahnya pengalaman seperti ini. Matahari terbit memberikan kehidupan bagi bumi dan seisinya, kehangatannya membangunkan seluruh penghuninya, dan kami sedang menyaksikan moment tersebut lebih dekat, benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan.
Setelah puas menikmati sunrise di puncak anak gunung krakatau, destinasi berikutnya adalah snorkling di lagun cabe yang menurut penduduk setempat adalah wilayah di mana terumbu karang masih tumbuh sehat, memang benar yang mereka katakan, di lagun cabe ini terumbu karangnya masih terlihat sehat dan aku mendapati ada kehidupan yang cukup beragam di dalamnya, walaupun warna terumbu karangnya tidak benar-benar beragam warna, tapi cukup menggemberikan melihat biota laut yang hidup di sekitar terumbu karang yang tidak terusik tangan manusia, di sini aku sempat melihat ikan pari kecil berenang di dasar laut yang hidup.
Hari menjelang sore saat kami puas menikmati pemandangan bahwa latu lagun cabe yang mengagumkan, kami pulang ke pulau sebesi dengan perasaan puas dan saya merasa masih ada harapan untuk megembalikan keanekaragaman kehidupan bawah latu di wilayah cagar alam anak gunung krakatau, harapan ini harus dijaga tetap ada, agar kita dapat melestarikan alam sebagaimana seharusnya mereka lestari tanpa dirusak oleh tangan -tangan manusia, karena bagaimanapun ketergantungan terhadapnya bukan hanya bagi ikan-ikan di laut, tapi juga masyarakat sekitar akan dirugikan saat lingkungan sekitarnya rusak.
Setelah menikmati pemandangan kepulauan nusantara yang indah, sunrise dan sunset di pantai dan gunung, menikmati pemandangan bawah lautnya yang mengagumkan, setelah perjalanan 2 hari 2 malam kami harus kembali ke Jakarta, walaupun melelahkan tapi tetap terasa menyenangkan, menurut saya, view landscap dan underwater daerah cagar alam anak gunung krakatau begitu indah, dan saya sangat merekomendasikan kepada anda yang suka jelajah alam untuk mengunjunginya, tidak terkecuali bagi anda yang mau relaksasi dari kesibukan kota, anda tidak akan kecewa.
Rute trip ke Jakarta – Anak Gunung Krakatau
- Terminal Kampung Rambutan.
- Naik semua bis jurusan merak, ada banyak kok, perjalanannya sekitar 2 jam.
- Dari pelabuhan merak naik kapal penumpang menyebrang ke pelabuhan bakahuni lampung, perjalanannya sekitar 2 jam 30 menitan sd 3 jam bergantung cuaca.
- Dari bakahuni naik angkot ke dermaga canti
- Dari dermaga canti naik perahu kayu ke pulau sebesi, setiap hari Pulang Pergi (PP), pagi dari Dermaga Canti ke pulau Sebesi dan sore dari Pulau sebesi ke dermaga Canti.
- Dari Pulau Sebesi sewa perahu nelayan menyebrang ke anak gunung krakatau ongkos sewa perahunya kira-kira Rp. 500.000,-.
Semoga membantu.. 😀
2 Comments
Leave a Comment
You must be logged in to post a comment.
salam kenal juga..:D
Setauku dak ada simaksinya kok, hanya memang untuk sampai ke krakatau kita harus menyewa perahu penduduk lokal, karena perahu angkutan regularnya terakhir cuma sampai di pulau sebesi, jadi dari pulau sebesinya baru sewa perahu penduduk lokal..
halo salam kenal 🙂
wah seru nih ceritanya :),
ohiya mau tanya, untuk masuk ke anak krakatau nya perlu mengurus simaksi dulu gak ya? terimakasih 🙂